MCNEWSULTRA.ID, Lasusua – Pusat kesehatan masyarakat atau lebih dikenal dengan sebutan Puskesmas, merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah supervisi Dinas Kesehatan kabupaten/kota.
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang bertujuan menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan perawatan individu tingkat pertama.
Secara umum, puskesmas harus memberikan pelayanan preventif, promotif, kuratif sampai dengan rehabilitatif baik melalui upaya kesehatan perorangan (UKP) atau upaya kesehatan masyarakat (UKM).
Pentingnya peran puskesmas dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, mengharuskan fasilitas fisik tersedia dengan layak serta pemanfaatannya sesuai standar operasional prosedur (SOP) demi kenyamanan pasien.
Lain halnya dengan Puskesmas Batu Putih yang terletak di Kelurahan Batu Putih, Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Kolaka Utara. Pusat layanan kesehatan masyarakat yang dibangun pertengahan tahun 2021, saat ini kondisinya cukup memprihatinkan.
Pantauan di lapangan, Kamis (22/8/2024), Puskesmas Batu putih tampak plafon salah satu ruangan di lantai dua telah roboh akibat rembesan air hujan. Beberapa kloset duduk juga tidak berfungsi lagi alias tersumbat.
Selain buntu, menurut Kepala Puskesmas, Faisal Sulaiman, penempatan atau posisi pemasangan kloset oleh pihak kontraktor yang hampir rapat ke diding, tidak ekonomis bahkan tak sesuai SOP pasien.
“Bagaimana orang atau pasien mau buang air sementara kloset terlalu rapat ke dinding, waktu proses pengerjaan saya sampaikan ke pihak pengelola. Kata mereka itu sudah sesuai gambar,” terangnya.
“Terlebih kami di kesehatan tentu memikirkan aspek keselamatan pasien karena kami dituntut memberikan pelayanan berdasarkan SOP,” lanjutnya.
Tidak hanya itu, ruangan Instalasi Gawat Darurat atau IGD sangat sempit dan sesak. Kapasitas ruangan hanya mampu menampung maksimal dua orang pasien. Terlihat pula pintu WC dalam ruang IGD rusak dan sempit sehingga berpotensi membahayakan keselamatan pasien.
“Tidak bisa masuk dua orang itu, nah. bagaimana dengan pasien yang membutuhkan bantuan orang lain. Pasti kesulitan,” ujarnya.
Ruangan rawat inap pasien dan ruangan bersalin juga sempit. Khusus ruang perawatan hanya mampu menampung tiga orang pasien. Sementara ruang bersalin kondisinya pengap karena desain bangunan tidak menggunakan ventilasi (jendela) untuk sirkulasi udara.
Kondisi ini mengharuskan pihak puskesmas menjebol jendela ruangan yang hampir secara keseluruhan menggunakan kaca atau partisi kaca.
“Sebenarnya desain ruangan seperti ini khusus untuk ruang ber-AC,” imbuhnya.
Lebih lanjut Faisal menuturkan, jikalau rembesan air saat hujan deras pun jadi pelengkap hancurnya bangunan fisik puskesmas tersebut.
Rembesan yang awalnya hanya berada di depan ruang administrasi (register pasien), kini mulai menyebar ke tempat-tempat lain termasuk lantai dua.
Kata Faisal, rembesan mulai terjadi setelah enam bulan pasca peresmian pusat layanan kesehatan tingkat kecamatan itu. Ia pun telah menyampaikan kondisi ini ke Dinas Kesehatan Kolaka Utara.
“Sekitar enam bulan pasca serah terima gedung puskesmas sudah mulai ada rembesan air saat hujan deras,” bebernya.
Faisal berharap pemerintah daerah sedapat mungkin melakukan pembenahan, agar bagunan yang menghabiskan anggaran kurang lebih Rp 4 miliar ini kondisinya tidak semakin parah.
Dia juga menginginkan ruangan IGD yang sempit dapat direhab ulang sehingga kondisinya lebih luas mengingat di area pintu masuk ruang darurat itu masih terdapat pekarangan yang lumayan luas.
“Kami berharap pemerintah daerah melakukan rehab karena kasian nantinya rembesan akan semakin parah,” harapnya.
Senada, Kepala Tata Usaha Puskesmas Batu Putih, Yuliana menyatakan kondisi ruang IGD perawatan yang sempit. Ketika pasien membludak, mereka terpaksa melakukan perawatan di beberapa ruangan poli.
“Kalau ruang perawatan itu kan ada standar ukuran yang sudah ditetapkan, tapi ini sempit. Tidak cukup juga, kalau pasien banyak kita melakukan perawatan di ruang-ruang poli,” urainya.
Yuliana juga mengatakan, saat hujan deras air melalui drainase masuk ke pekarangan hingga ke teras puskesmas menyebabkan kebanjiran.
“Kalau hujan deras, air dari got itu masuk ke pekarangan sampai teras banjir,” kata Yuli.
Diketahui, berdasarkan keterangan Kapus, Puskesmas Batu Putih direhab total pada pertengahan 2021. Selanjutnya, 7 Januari 2022 sudah mulai difungsikan kembali. Bangunan lantai dua ini menghabiskan anggaran sekitar Rp 4 miliar lebih.
Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Kolaka Utara, Mustamrin Saleh mengaku telah menyampaikan kondisi Puskesmas Batu Putih ke Kepala Dinas Kesehatan Kolaka Utara, Irham, saat rapat pembahasan program kerja Dinas Kesehatan bersama Komisi III beberapa minggu lalu.
Sebelumnya, anggota komisi III juga telah sidak ke beberapa puskesmas di Kolaka Utara.
“Kondisi Puskesmas Batu Butih telah kami sampaikan ke instansi terkait. Bahkan kami dari Fraksi PPP memasukkan masalah ini dalam pandangan fraksi kami dan tentu harapan kita tahun depan sudah dilakukan pembenahan,” pungkasnya. (***)
Reporter : Andi Momang