
MCNEWSULTRA.ID, Kendari – Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sultra terus mendorong peningkatan value Usaha Kecil Menengah dan Mikro (UMKM). Upaya itu melalui cara meningkatkan kualitas produk hingga kreativitas menembus kompetisi pasar global melalui transaksi Electronik Commerce (E-Commerce).
Ketua Dekranasda Sultra, Agista Ariany memaparkan, saat ini ada 8 juta pelaku UMKM di Indonesia berbasis platform digital. Sekitar 33 ribu diantaranya berada di Sultra dan sedang diupayakan agar angka pelaku usaha basis E-commerce itu terus bertambah.
“Untuk Kota Kendari saja, pelaku UMKM yang sudah Go Online baru mencapai 300 pelaku, dari target 1.000 UMKM,” ungkapnya usai mengikuti Pembukaan Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2020 Seri 2, suatu ajang Pameran Kerajinan UMKM Unggulan Binaan Bank Indonesia, Rabu (7/10/2020).
Acara itu berlangsung secara virtual dibuka Ketua Umum Dekranas, Hj. Wury Ma’ruf Amin. Ketua Dekranasda Sultra mengikuti acara didampingi Kabid Perdagangan Luar Negeri Disperindag Sultra, Ir Sapoan, Kadis Kominfo Sultra Ridwan Badallah serta Pengurus Dekranasda Sultra, Hera dan Rokhayah.
Pameran KKI Seri 2 ini diikuti 377 peserta UMKM dan dilaksanakan dalam nuansa resepsi dan selebrasi atas prestasi UMKM binaan Bank Indonesia dalam “one stop event” yang meliputi Pameran Produk Unggulan UMKM, Pagelaran Karya Kreatif, Pertemuan Bisnis, Pelatihan Bisnis, Seminar Virtual, dan Workshop.
Menurut data Bank Indonesia Sultra, lanjut istri Gubernur Sultra Ali Mazi itu, pelaku UMKM Sultra yang sudah terhubung ke ekosistem digital hingga Mei 2020 tumbuh 18 persen. Selama pandemi, pemanfaatan layanan digital UMKM di Sultra meningkat, meliputi e-commerce 69 persen, pembayaran digital 65 persen, dan kesehatan 41 persen.
Untuk mendorong perhatian publik dan perolehan mitra bisnis, Dekranasda Sultra perlu melakukan terobosan baru dengan mengubah lokus penjualan, membuat sentra kerajinan, dan menambah fokus kerajinan.
“Selama ini kita hanya meningkatkan prospek kerajinan tenun, maka ke depan perlu kita tambah fokus kerajinan lain berupa kerajinan perak dan emas, yang memang selama ini seharusnya menjadi core kerajinan Sulawesi Tenggara,” tegasnya.
Selain itu, kata dia,pendampingan perbankan sangat penting untuk menguatkan sektor kerajinan.Untuk itu selama beberapa waktu terakhir Dekranasda Sultra sudah banyak menjalin kerjasama dengan perbankan yang ada di Sultra.
“Selama beberapa tahun ini, sebelum penandatanganan MoU, Dekranasda Sultra sudah melakukan kerjasama dengan Bank Indonesia. Selama ini kita menguatkan kerajinan tenun. Di masa-masa mendatang kita akan mencoba memperluasnya ke kerajinan lainnya seperti perak yang banyak di Sultra,” jelas Agista. (***)
Reporter : Juhartawan