BBM Ramah Lingkungan, Bebaskan Napas dari Tekanan Polusi

0
432
Aktivitas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dalam wilayah Kota Kendari. (foto: ist)

Kawasan perkotaan mungkin paling rentan polusi udara. Tingginya frekwensi pengguna transportasi darat dan aktivitas industri dalam skala luas dan besar menjadi pemicu utama polutan bebas penetrasi di semua kegiatan masyarakat. Di desa orang bisa hirup udara segar, tetapi di kota mesti sekadar untuk tarik napas.

MCNEWSULTRA.ID, Kendari – Pencemaran udara membawa dampak negative bagi kehidupan manusia karena berpotensi menimbulkan berbagai macam penyakit yang berhubungan dengan polusi udara.

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Republik Indonesia mengungkap, polusi udara atau sumber pencemar udara terbesar dilahirkan dari segmen transportasi darat.

“Kontributor terbesar pencemaran kualitas udara saat ini adalah sektor transportasi sebanyak 70-80 persen,” ungkap Kepala Subdirektorat Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Bergerak KLHK, Ir Ratna Kartikasari MSc.

Penegasan itu diungkap saat Webinar Penggunaan BBM Ramah Lingkungan Guna Mewujudkan Program Langit Biru terselenggara atas kerjasama Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dan KBR, Rabu (10/3/2021).

Masih kata Ratna, sebagai langkah awal pemerintah daerah mendukung program langit biru, yaitu bisa melakukan perbaikan pedestrian yang baik, sehingga membuat animo masyarakat berjalan kaki bisa lebih besar. Selanjutnya juga bisa membuat jalur sepeda.

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi berpandangan lain. Dia menilai masyarakat Indonesia sedianya telah siap untuk menggunakan BBM di atas Ron91.

Hanya saja, adanya inkonsisten dari pemerintah yang tetap menyuplai BBM Ron88 atau Premium, membuat masyarakat tetap dapat menggunakan bahan bakar dengan kualitas rendah.

“Untuk itu mari kita mendorong pemerintah untuk segera mengimplementasikan Program Langit Biru. Bersama pemangku kepentingan lainya dan masyarakat kita satukan visi yang sama untuk secara konsisten mewujudkan dan menggunakan BBM ramah lingkungan,” ujar Tulus Abadi.

Sama halnya, Fabby Tumiwa Executive Director IESR juga mengatakan, mengendalikan perilaku masyarakat dalam mendukung pengunaan BBM ramah lingkungan, perlu adanya regulasi yang kuat dengan melibatkan media kampanye.

Tentunya kalau masyarakat punya perilaku yang menyebabkan biaya tinggi, itu harus dikendalikan.

“Kalau kita bicara kualitas bahan bakar, tentu pemeritahlah yang harus memastikan bahan bakar yang dijual itu memiliki standar yang dapat melindungi kepentingan publik secara luas,” ungkapnya.

VP Sales Support PT Pertamina Denny Djukardi berterimakasih kepada dukungan pemerintah akan program Langit Biru ini, secara perlahan masyarakat sudah menggunakan BBM yang lebih baik.

Untuk itu, Denny berharap, masyarakat setelah mencoba menggunakan BBM berkualitas baik, maka secara langsung telah beralih menggunakan BBM ramah lingkungan.

Senior Supervisor Communication & Relation Pertamina Regional Sulawesi Taufiq Kurniawan mengatakan, sebagai wujud program Langit Biru, Pertamina menghadiirkan BBM berkualitas dengan porsi yang lebih besar di kota Kendari, Gorontalo dan Manado.

Pertamina melakukan promo-promo menarik untuk memancing konsumen atau pelanggan untuk memberikan pengalaman berkendara dengan menggunakan bahan bakar yang berkualitas dan ramah lingkungan.

Taufiq (sapaannya, red) mengatakan, program Langit Biru di Kota Kendari rencananya akan berjalan dalam waktu dekati. Pertamina sudah mendapat dukungan dari pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara khususnya Gubernur Sultra Ali Mazi.

“Inshaallah tidak lama lagi, kita akan buat kegiatan seremoni terkait promo varian BBM kulaitas terbaik. Saat ini sedang dibuatkan suratnya Pemrov Sultra,” ujarnya.

Di Kota Kendari porsi penggunaan pertalite jauh lebih besar dari penggunaan premium, jadi promo ini dilakukan pertamina sebagai apresiasi karena masyarakat di kota Kendari ternyata sudah mengarah ke BBM ramah lingkungan.

Data penggunaan BBM tahun 2020, proporsi penggunaan pertaline mencapai angka 67persen, sementara data penggunaan premium tinggal 28% saja artinya, masyarakat kendari sudah mampu secara daya beli dan sudah sadar akan pentingnya udara yang lebih bersih dan sehat.

“Apabila program langit biru di kota Kendari berjalan, dibeberapa SPBU akan menjual pertalite dengan harga khusus ini yang diharapkan akan mengedukasi masyarakat menggunakan pertalite,” tuturnya.

Program Langit Biru (PLB) Pertamina berupa pemberian harga khusus pertalite setara premium bagi kendaraan roda dua, taksi plat kuning, ojek online, dan angkutan umum.

Di akhir, Taufiq mengharapkan agar masyarakat dapat menggunakan BBM sesuai dengan peruntukannya, apabila kendaraannya keluaran tahun 2003 keatas disarankan menggunakan BBM pertamax sesuai yang tertulis di belakang mobilnya atau di balik jok motor saat mengisi BBM.

Pertamina juga mengapresiasi dukungan masyarakat Kendari karena dominan sudah menggunakan BBM berkualitas baik minimal pertalite. Semua itu berkat peran stakeholder mulai dari gubernur, wali kota dan beberapa OPD lainnya untuk mendukung Kota Kendari dan Provinsi Sultra ramah lingkungan. (*)

Laporan : Juhartawan

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini