Ngobrol Politik di Kendari, Rocky Gerung Sentil Kriteria Kepemimpinan

0
268
Rocky Gerung (kedua dari kiri/duduk) saat hadir dalam acara Ngobrol Politik di Warkop Haji Anto 2 Kendari

MCNEWSULTRA.ID, Kendari – Filsuf ternama Indonesia Rocky Gerung di Kota Kendari kembali menyita perhatian kaum milineal, khususnya mahasiswa. Kehadirannya didampingi Calon Wakil Gubernur Sultra La Ode Ida.

Pengamat berjuluk Profesor Akal Sehat itu mengisi acara Ngobrol Politik Pilkada Sultra di Warkop Haji Anto 2 Kendari, Senin (7/10/2024).

Menurut Rocky Gerung, kualifikasi ideal seorang pemimpin berkualitas harus menganut tiga syarat. Pertama adalah etikabilitas merupakan etika awal yang harus dimilik pemimpin.

“Etikabilitas itu mencakup kejujuran, tanggung jawab sebagai landasan utama menjalankan proses kepemimpinan,” katanya.

Kedua, lanjutnya, basis intelektual yang berhubungan dengan kemampuan berpikir konseptual dan komprehensif seorang pemimpin untuk mengelola kemajemukan di Indonesia.

Terakhir adalah elektabilitas atau tingkat keterpilihan calon pemimpin. Aspek itu dinilai mencerminkan dukungan publik yang nyata terhadap seorang pemimpin, menunjukkan bahwa ia diterima oleh masyarakat luas.

Rocky Gerung tampilnya pasangan calon Lukman Abunawas-La Ode Ida di Pilgub Sultra menunjukkan suara akal lebih dari sekadar suara atas isi amplop.

“Kita sudah bicara soal banyak hal, soal pupuk, pembangunan. Namun pada akhirnya kita butuh leader, bukan dialer,” tuturnya.

Dia pun mengajak semua orang menyerukan bahwa ada seseorang berkehendak ingin memimpin Sultra, dia punya pikiran, nurani dan keberanian.

“Kalau mertuamu tanya, siapa orang itu bilang dia adalah sahabat Rocky Gerung,” tandasnya.

Paslon Lukman Abunawas-La Ode Ida di mata Rocky Gerung memiliki kapasitas yang sudah teruji.

“Mirror mirror on the wall, who is smartest in the us, pertanyaan ini diajukan untuk mereka yang iri kepada pasangan LA-La Ode Ida,” sentilnya.

Yang diinginkan, katanya, medan pertandingan politik itu setara. Terarah, agar para penjahat politik itu hilang. Mulai dari penjagaan TPS, dan sebagainya.

Dia pun menyinggung bahwa praktik money politik relatif tidak bisa berkembang efektif karena Indonesia bukanlah warga negara bodoh yang gampang dipengaruhi oleh uang.

“Perhatian generasi muda terhadap politik untuk masa depan negara dan bangsa haruslah ketat,” tegasnya. (M1-M2/red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini