MCNEWSULTRA,ID, Kendari – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan berharap agar ada peningkatan produktivitas Aspal Buton (Asbuton). Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan pembangunan infrstruktur nasional yang menjadi target prioritas pemerintah.
“Asbuton harus lebih baik dari luar negeri. Asbuton harus ada kepastian antara ketersediaan dan penggunaannya sudah jelas,” kata Luhut Pandjaitan dalam acara Rapat Koordinasi lintas Kementerian/Lembaga tentang Pemanfaatan Aspal Buton yang dihelat secara virtual, Rabu (4/11).
Rapat koordinasi itu juga diikuti oleh Gubernur Sultra Ali Mazi langsung dari rumah jabatan. Pada rakor serupa medio Mei 2019 lalu yang digagas Pemprov Sultra bersama Menko Marves juga membahas upaya akselerasi pengembangan dan pemanfaatan Asbuton dalam pembangunan infrastruktur secara nasional.
Kala itu, Presiden Joko Widodo merespon gagasan hasil rakor dan memandang perlunya menekan kebutuhan impor aspal minyak yang mencapai 700 juta USD atau setara lebih Rp 10 triliun. Presiden ingin dana sebesar itu sebaiknya digunakan meningkatkan produksi dalam negeri, salah satunya mendorong penggunaan Asbuton.
“Saya minta Deputi saya Pak Odi pimpin pembahasan lanjutan dan menindak lanjuti ini. Semua pihak agar berkolaborasi, ada waktu satu minggu, 11 November kita bertemu lagi dan sudah ada kesepakatan dan sudah berapa produksinya pada tahun 2021 dan 2022. Pastikan dulu tentang harus bisa produksi dan mengenai standardisasi, saya sepakat sekali, SNI itu keharusan,” tegas Luhut.
Sedangkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, pihaknya sangat menghormati komitmen untuk mengurangi importasi aspal minyak sebanyak 500 ton pada tahun 2021.
“Kalau memang ada produksi pasti akan kami manfaatkan. Pembangunan dan pemeliharaan jalan kami sudah atur semisal untuk aspal plastik, beton, dan tentunya untuk Asbuton. Kita wajib pakai ini, ini sebuah keharusan, sebab adalah salah kita sendiri kalau kita tidak bisa menggunakan dengan maksimal Asbuton,” ungkapnya.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menjelaskan langkah-langkah untuk mewujudkan Asbuton agar dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
“Kita buat SNI agar campuran Asbuton bisa maksimal. Sesudah tahun 2025 kita kaji lagi dan lakukan eksplorasi tambahan, agar menjadi cadangan, sekaligus mensubstitusi impor,” ujarnya.
Data Asosiasi Asbuton Indonesia (Aspabi) mengungkapkan, pada tahun 2021 direncanakan akan terbangun pabrik pemurnian Asbuton. Asosiasi juga menyatakan SNI untuk Asbuton sudah ada dan tersertifikasi.
Adapun data Kementerian PUPR menyebutkan, Asbuton sudah digunakan untuk pembangunan dan preservasi jalan. Hal itu diatur melalui Permen PUPR Nomor 18 Tahun 2018 tentang Penggunaan Asbuton.
Sejauh ini total deposit Asbuton diperkirakan sebesar 663 juta ton dan memiliki manfaat antara lain sebagai aditif aspal, substitusif aspal, memenuhi kebutuhan aspal nasional lebih dari 100 tahun, dan dapat membuka lapangan kerja lebih luas lagi.
Pada tahun 2020 penggunaan Asbuton dilakukan di 25 provinsi dengan total 42.871 ton untuk penanganan jalan sepanjang 793 km dengan progres mencapai 65,84 persen. (***)
Reporter : Juhartawan