Target Zero Case, 15 Kelurahan Jadi Locus Penanganan Stunting

0
461
Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir (tengah) dalam Pertemuan Penyusunan Rencana Kegiatan Aksi I (Analisis Situasi) Program Penurunan Stunting, Kamis (27/5/2021)

MCNEWSULTRA.ID, Kendari – Meski tergolong daerah dengan kasus stunting minim, Kota Kendari tetap fokus untuk menekan angka prevalensi stunting. Targetnya zero case atau tidak boleh ada anak satupun terdampak kasus gizi buruk.

Penegasan itu diungkap Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir saat menggelar Rapat Sosialisasi dan Konvergensi penanganan Stunting di Rujab wali kota, Kamis (27/5/2021).

Agenda itu melibatkan Tenaga Ahli Bina Pembangunan Daerah (Bangda) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan jajaran OPD lingkup Pemkot Kendari. Rapat itu mebahas masalah tindak lanjut hasil identifikasi dan penetapan penurunan stunting (gizi buruk) di kelurahan Kota Kendari.

Tahun 2021 ini ada 15 kelurahan ditetapkan sebagai locus penanganan stunting. Stunting di Kota Kendari diketahui, terdapat 10 kelurahan yang melebihi angka di atas 10 persen, sehingga menjadi perhatian bagi Pemkot Kendari.

Di Kota Kendari 10 Kelurahan yang persentase stunting berada di atas 10 persen yaitu, Tobimeita, Talia, Puday, Punggaloba, Poasia, Bungkutoko, Lepolepo, Sambuli, Purirano dan Petoaha. Sedangkan untuk kelurahan di bawah 10 persen yaitu Lalodati, Baruga, Labibia, Anaiwoi dan Sanua.

“Saya berharap betul kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) agar berkolaborasi biar penurunan stunting dan ada peningkatan kualitas untuk anak anak kita ini,” tutur Sulkarnain.

Terlebih, sebutnya, khususnya daerah di atas 10 persen kasus mesti segera diatasi. Alasannya, bicara nilai manusia tidak bisa sekadar presentasi.

“Ada saja satu anak kita yang terkategori stunting menjadi perhatian serius buat kita. Di RPJMD kita, kasus stunting sudah menjadi komitmen kita dalam penanganannya,” tegasnya.

Menurutnya, program Kota Layak Huni sulit terwujud kalau kualitas sumber daya manusia terdampak kasus gizi buruk. Jadi penanganan masalah menjadi tanggungj jawab semua stakeholder.

Tim Ahi Bangda Kemendagri, Lukman Nur Hakim menambahkan, stunting itu terjadi pada tumbuh kembang saat balita, kekurangan gizi pada 1000 hari kehidupan atau saat janin itu ada sehingga akan berdampak jangka panjang.

Menurutnya, faktor utama stunting itu, berdasar faktor nutrisi gizi, pola asuh dan lingkungan yang harus sehat. Di Sultra, Kota Kendari merupakan daerah paling cepat penanganan stunting. (***)

Reporter : Juhartawan

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini