Target Cuan Investasi Rumput Laut Bombana Masih Meleset

0
355
DPRD Bombana menggelar RDP membahas kinerja perusahaan PT INRI selaku pengelola investasi rumput laut di Bombana, Senin (22/3/2021)

MCNEWSULTRA.ID, Rumbia – DPRD Bombana kembali menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) terkait progres investasi pengelolaan rumput laut. Kegiatan itu sejak tahun 2018 sudah dipercayakan pada PT Inti Nusa Raya Indonesia (INRI) sebagai perusahaan pengolah.

Namun target produksi 10 ton perhari belum bisa terpenuhi. Praktis, Cuan-nya (untung) juga belum memadai. Padahal pemerintah sudah menfasilitasi pembangunan pabrik pengolahan. Dewan ingin kinerja perusahaan lebih greget agar hasilnya pun bisa optimal.

“Potensi rumput laut kita sebenarnya cukup besar. Sayang sekali kalau sampai tidak bisa optimal pengolahannya. Kita ingin investasi bisa bermanfaat untuk masyarakat dan daerah pun dapat profit memadai,” ungkap Ketua DPRD Bombana Arsyad saat RDP, Senin (22/3/2021).

Dasar itu, secara kelembagaan dewan sangat mendukung seluruh aktivitas perusahaan sebagai bentuk kerjasama pemerintah. Alasanya bisa mendorong peningkatan Penerimaan Asli Daerag (PAD). Itu di luar kewajiban perusahaan sebesar Rp 100 juta pertahun.

“Pertemuan berikutnya kita akan hadirkan pihak-pihak terkait, utamanya masyarakat yang terlibat dalam pengelolaan rumput laut ini. Kami (dewan) ingin mendengar informasi lebih detail bagaimana kondisi sesungguhnya kendala di lapangan,” tegasnya.

Senada, Kepala Badan Keuangan Daerah Bombana Darwin juga sangat berharap investasi pengolahan rumput laut harus mencapai semua target. Demi peningkatan PAD, pemerintah mesti bekerjasama dengan pihak perusahaan untuk mewujudkan target produksi 10 ton perhari.

“Jika itu berjalan normal maka daerah bisa mendapat PAD cukup besar. Utamanya dari dividen usaha karena dalam kontrak kerjasama pembagiannya 45 persen pemda dan 55 persen untuk perusahaan. Masa kontrak 20 tahun,” tuturnya.

Dirut PT INRI George Hutama Riswantyo mengakui, upaya untuk mencapai target produksi 10 ton perhari masih menghadapi berbagai kendala. Misalnya, kendala air bersih di Bombana yang belum mencukupi. Kandungan mineral dan logam air terlalu tinggi sehingga berdampak pada kualitas hasil rumput laut.

“Untuk penanganan kendala air bersih, perusahaan membutuhkan mesin instalasi air bersih. Sejauh ini kapasitas produksi baru mencapai 1 – 2 ton perhari. Masih cukup jauh dari target,” katanya.

Permasalahan lain, lanjutnya, pemahaman sebagian petani rumput laut masih butuh diedukasi. Pasalnya, pemanenan dilakukan ketika umur rumput laut baru 30 hari, sedangkan perusahaan sudah menetapkan umur panen 45 hari. Akibatnya, kembali kualitas hasil panen kurang sesuai standar pasar ekspor.

“Kami sudah mengusulkan pemda membangun laboraturium bibit rumput laut agar kualitas panen bisa sesuai standar internasional. Kalau fasilitas lab ada kebanggaan bagi Bombana karena baru daerah ini yang punya di Sultra,” terang Guntur – sapaan akrab. (***)

Reporter : LM Dzaki

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini