
Secara bertahap Pemerintah Kota Kendari berupaya merias kawasan tambat labuh atau anjungan kota. Lokasinya di wilayah Teluk Kendari, tepatnya di Jalan Ir H Alala, Kelurahan Tipulu, Kecamatan Kendari Barat. Temanya tak sekadar anjungan, di situ mengintegrasikan banyak kebutuhan guna mengimbangi laju mobilitas perkotaan saat ini.
Laporan : Juhartawan, Kendari
————————–
MCNEWSULTRA.ID – Kawasan Jalan Bypass Kendari kini terus dibenahi. Berbagai kebijakan pemerintah kota sudah ditelurkan guna mewujudkan konsep Smart City ( Kota Cerdas). Tren konsep tersebut sebagian menfasilitasi masyarakat agar bisa mengelola sendiri sumber daya wilayah guna memenuhi kebutuhan dan kesejahteraannya sendiri.
Masyarakat mesti diberi pancing, kalau diberi ikan terus sangat sulit mereka bisa survive. Kira-kira begitu penegasan Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir beberapa waktu lalu. Filosofi pembangunan yang diterapkan Sulkarnain Kadir relatif sederhana, namun azas manfaatnya bisa dirasakan cukup lama.

Usai memoles Kebun Raya Kendari sebagai sentra wisata kota, maka kali ini pemerintah kota sudah merealisasikan berbagai pembangunan infrastruktur di kawasan Anjungan Teluk Kendari (tambat labuh).
Tak lama lagi kawasan tambat labuh bakal diresmikan wali kota, tepatnya tanggal 5 Februari 2022. Yang menarik sesungguhnya, kawasan itu bukan sekadar mendorong aktivitas ekonomi pelaku usaha lebih bergeliat, namun pemerintah juga sudah menyiapkan satu pemantik untuk meningkatkan traffic kunjungan ke kawasan tadi.
Yaitu, pembangunan jembatan kaca beserta sejumlah arena bermain anak-anak. Selain jembatan kaca ada pula bianglala dan pora-pora (perahu kecil) yang setiap saat bisa dinikmati masyarakat perkotaan maupun pengunjung luar daerah. Sulkarnain menyebut jembatan teras kaca mirip jembatan kaca di Singapura.
Ada banyak sensasi di situ sekadar melepas penat dari kesibukan aktivitas masyarakat. Jembatan teras kaca itu cukup menantang adrenalin bagi sebagian orang yang phobia dengan ketinggian. Komunitas traveller juga memiliki sarana untuk meningkatkan kreativitas lainnya.
Soal jembatan teras kaca, di sisi konstruksi memiliki panjang 72 meter dan lebar 1,2 meter serta bangunan Aluminium Composite Panel (ACP), salah satu material yang bersifat ramah lingkungan.
“Di situ kita buat wahana yang bisa jadi hiburan keluarga. Kita akan membangun jembatan kaca, akan ada bianglala seperti yang ada di Singapura,” kata Sulkarnain Kadir beberapa waktu lalu.
Plus, ada lampu-lampu hias guna menambah keindahan panorama malam. Guna menata kawasan itu, pemerintah kota menggelontorkan anggaran sebesar Rp 4,5 miliar.

Sulkarnain juga mengatakan, pengadaan fasilitas pora-pora (kapal-kapal) agar anak-anak bisa bermain sambil menikmati teduhnya kawasan anjungan.
Menurutnya, kehadiran wahana ini akan mendorong peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) termasuk menghidupkan usaha pelaku UMKM di sekitar tambat labuh.
“Kalau orang datang kan tidak mungkin dengan tangan kosong. Pasti bawa duit, kalau bawa duit pasti belanja. Minimal makan dan lain-lain. Nah, peluang itu yang harus kita manfaatkan,” ucapnya.
“Silakan masyarakat berusaha. Mau jualan apa, bisa. Jika berputar uang di daerah, yakin kita akan semakin sejahtera,” imbuhnya. (*)