Produktivitas Asbuton Baru Sepertiga Target Nasional

0
505
Gubernur Sultra Ali Mazi saat mendampingi kunjungan kerja Tim Kemenko Marves di Kabupaten Buton guna meninjau infrastruktur kawasan industri Aspal Buton, Senin (1/2/2021)

MCNEWSULTRA.ID, Baubau  – Obsesi Gubernur Sultra Ali Mazi untuk mendorong Aspal Buton (Asbuton) masuk dalam salah satu item kebutuhan Program infrastruktur nasional relatif masih butuh kerja keras. Bila ingin terserap dalam proyek infrastruktur nasional, maka harus menggenjot kapasitas produksinya.

Gubernur Ali Mazi sepakat bahwa selain sebagai penghasil Asbuton untuk kebutuhan dalam negeri, Indonesia juga berpeluang untuk menjadi negara pengekspor Asbuton Murni yang setara dengan Aspal Minyak pada tahun 2024 dengan rencana pengembangan ekspansi pabrik full extraction.

“Ini bukti nyata kekayaan sumber daya alam di Buton. Aspal ini bisa digunakan untuk kepentingan bangsa dan negara, bahkan untuk kepentingan luar negeri,” ungkapnya saat gelar rapat terbatas dengan Tim Kemenko Marves di Kota Baubau, Senin (1/2/2021) malam.

Ia menjelaskan, Indonesia telah membangun jalan dengan Asbuton sejak tahun 1926, tetapi baru kali ini industri Asbuton dibangun menggunakan high technology. Ia pun berharap industri Asbuton ini dapat segera terealisasi karena sudah ada kebijakan pemerintah yang mengatur.

Terdapat tujuh jenis Aspal Buton, yakni B 5/20 Buton Granular Asphalt (BGA), B 50/30 Lawele Granular Asphalt (LGA), pracampur performance grade (PG) 70, pracampur PG 76, pracampur, cold paving hot mix Asbuton (CPHMA), dan Asbuton Murni.

“Dengan kapasitas terpasang sebanyak 1,995,000 ton per tahun, target produksi di Indonesia pada tahun 2021 baru sepertiganya, yakni sebesar 705,300 ton per tahun,” tutur Ali Mazi.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Ayodhia GL Kalake menilai Aspal Buton jenis aspal alami spesifik cuma ada di Pulau Buton. Di dunia pun hanya di Indonesia dan Trinidad, Amerika Serikat.

“Asbuton di Indonesia memiliki potensi sebesar 694 juta ton, tetapi perlu dilakukan validasi terhadap data cadangan terbukti dan cadangan tertambang oleh Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM),” ungkapnya.

Dikatakan, meski Asbuton di Indonesia memiliki potensi besar. Sayangnya, saat ini pemenuhan kebutuhan aspal nasional masih didominasi oleh impor karena penggunaan Asbuton masih belum maksimal. Di Indonesia sendiri terdapat 16 perusahaan yang bergerak dalam industri Asbuton.

Apabila hingga tahun 2025 terjadi peningkatan kapasitas Asbuton sebesar 33 persen, maka Asbuton akan mampu memenuhi kebutuhan aspal nasional sebesar 49,36 persen. Sisanya, sebesar 37,08 persen kebutuhan aspal akan diisi oleh Aspal Minyak Pertamina dan 13,61 persen akan diisi oleh Aspal Minyak Impor.

“Guna mencapai target tersebut, penggunaan Asbuton perlu memperoleh dukungan untuk menjadi prioritas, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, agar dapat digunakan dalam pembangunan dan pemeliharaan jalan nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan desa,” tegas Deputi Ayodhia,” terangnya. (***)

Reporter : Juhartawan

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini