Potensi Ganggu Penerbangan, Tinggi Dua Tower BTS Bakal Dikurangi

0
714
Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Kolaka Utara, Rahman

MCNEWSULTRA.ID, Lasusua – Pemerintah Kabupaten Kolaka Utara rencana akan mengusulkan agar ketinggian dua tower Base Transceiver Station (BTS) jaringan telekomunikasi terpaksa harus dikurangi.

Pasalnya, dua menara pemancar itu lokasinya berada di area lokasi pembangunan bandar udara Kolaka Utara. Kedua menara itu berada di Desa Awo dan Kelurahan Mala-mala.

“Posisi dua menara itu berada di area runway atau landasan pacu bandara. Di Desa Awo itu menara milik Indosat, sedangkan di Kelurahan Mala-mala milik Telkomsel,” tutur Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Kolut, Rahman, Rabu (25/8/2021).

Menurutnya, ketinggian tower Telkomsel saat ini adalah 73 meter dan harus turun 30 meter sehingga tersisa 43 meter saja. Sedangkan tower Indosat di Desa Awo tingginya juga 73 meter dan mesti dikurangi 24,50 meter. Jadi tinggi setelah dikurangi yaitu 48 meter.

“Ketinggian tower atau menara harus dikurangi demi menjaga agar tidak mengganggu lalu lintas penerbangan nanti. Meski tinggi tower berubah kita berharap tidak berdampak pada kekuatan sinyal telekomunikasi,” ujarnya.

Akhir Agustus ini, lanjutnya, usulan penurunan tinggi dua tower tadi sudah ditandatangani bupati di kantor kedua industri provider telekomunikasi itu.

Blank Spot Telekomunikasi

Selain usulan revisi tinggi menara, juga akan dibahas penambahan tiga unit tower BTS Indosat tahun ini dan sementara dalam pembangunan. Lokasinya di Walasiho dan Salurengko, Kecamatan Wawo, satunya lagi di Desa Majapahit, Kecamatan Pakue Tengah.

“Saat ini di luar tiga menara tambahan, sudah 55 unit tower BTS terpasang di sejumlah wilayah Kolut. Seluruhnya sudah efektif beroperasi. Tingginya rata-rata 73 meter,” tandasnya.

Namun diakui masih ada beberapa wilayah masuk area blank spot atau daerah yang tidak terjangkau jaringan sinyal ponsel maupun internet. Misalnya, di Kecamatan Tolala hanya ada satu pemancar, namun tak semua daerah terjangkau sinyal karena terhalang pegunungan.

Kemudian di Kecamatan Porehu setali tiga uang, sekitar tiga desa belum terjamah sinyal telekomunikasi meliputi Desa Tinuna, Larui dan Sarambu.

“Di Kecamatan Batu Putih malah sudah ada dua pemancar lokasinya di Kelurahan Batu Putih dan Desa Latowu, tetapi ada juga wilayah di sekitarnya masih blank spot. Gangguannya karena ada gunung tinggi,” tandasnya.

Kondisi itu sudah dilaporkan ke bupati dan telah ditindaklanjuti dengan menyurat ke pihak Telkomsel agar ada penambahan tenaga daya lempar jaringan sehingga tahun ini ada tiga penambahan menara pemancar.

“Sekarang ini sudah ada program dari kementerian Komunikasi dan Informatika semua wilayah di Indonesia di tahun 2024 sudah tidak ada lagi titik-titik jaringan yang blank spot,” tukasnya. (***)

Reporter : Andi Momang


TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini