MCNEWSULTRA.ID, Lasusua – Budidaya ayam dan itik petelur cukup diminati sebagian masyarakat Kolaka Utara. Upaya meningkatkan produktivitasnya pun mendapat perhatian pemerintah daerah.
Salah satunya pemerintah siap menyalurkan bantuan mesin penetas telur. Selain itu juga disiapkan mesin pencacah jagung untuk mendukung ketersediaan pakan ternak. Harga mesin penetas telur sebesar Rp 10 juta per unit, kondisi siap pakai dan bukan model manual.
Informasi Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kolaka Utara bahwa tahun ini mesin penetas telur dan pencacah jagung siap didistribusikan. Sehingga tahun 2022 masyarakat mulai kecamatan hingga pedesaan bisa mendapat pasokan telur untuk kebutuhan konsumsi.
“Saat ini sudah ada beberapa kelompok yang menjalankan usaha budidaya ayam dan itik petelur. Khusus itik misalnya saat ini ada di Desa Latali. Alhamdulilah usahanya lancar, belum ada kendala,” kata Kadis Disbunnak Kolut, Ismail Mustafa, Senin (13/9/2021).
Mengantisipasi permintaan bibit ayam dan itik, maka tahun 2022 mesin penetas telur itu juga diharapkan pula dapat menghasilkan bibit ternak di luar dari produksi telur itu sendiri. Jadi kebutuhan bibit tidak mesti didatangkan lagi dari luar daerah.
“Tahun 2020 sudah dilakukan pembelian bibit itik. Sekarang itik itu sudah besar dan sudah ada yang menghasilkan telur. Laporan resminya belum kami terima. Diprediksi tahun depan produksi telurnya lebih bisa optimal,” jelasnya.
Pemerintah daerah, lanjutnya, telah menetapkan satu titik lokasi budidaya itik sebagai kawasan percontohan sehingga menginspirasi daerah lainnya untuk menjalankan usaha sejenis itu.
Selain budidaya itik, tahun ini juga digalakkan program ayam petelur dengan memiliki tiga wilayah kecamatan sebagai sasaran distribusi bibit ayam. Pertama di wilayah Kecamatan Lambai dengan 5 unit kandang beserta ayamnya.
Lalu di Kecamatan Kodeoha, tepatnya di Desa Ainani Tajriani berupa 5 unit kandang. Terakhir di Kecamatan Tolala di Desa Lawaki Jaya juga dengan pengadaan 5 unit kandang ayam.
“Kenapa kami pilih penambahan bibit ayam petelur ke Desa Lawaki Jaya itu sesuai permintaan pemerintah desa. Di daerah itu masih terbatas produksi ayam petelur dan kebutuhan pakannya,” katanya.
Namun tidak semua permintaan pembuatan kandang disahuti. Tetapi pemerintah hanya menalangi pengadaan ayam petelur sebanyak 200 ekor dengan menelan anggaran Rp 400 juta dan sudah siap 20 kelompok peternak menjadi pengelolahnya.
“Soal mesin pencacah jagung untuk pakan, masih kami pikirkan apakah diserahkan saja ke kelompok ternak atau kita bina kelompok terpisah khusus tangani pakan sehingga kesejahteraan masyarakat merata,” tukasnya. (***)
Reporter : Andi Momang