Petaka Banjir di Kolaka Utara, Tambang Disebut Pemicu Krusial

0
1738
Salah satu kawasan perumahan di Kolaka Utara terendam banjir untuk kesekian kalinya. Industri pertambangan dianggap momok pemicu parahnya luapan banjir. (ANDI MOMANG)

MCNEWSULTRA.ID, Lasusua – Sebanyak 88 unit rumah warga di Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) terendam banjir. Satu unit jembatan penghubung antar desa sepanjang 12 meter juga terputus.

Pengamatan di lapangan hujan mengguyur Kolut mulai Selasa malam pukul 20.30 Wita hingga pukul 03.00 wita dini hari. Empat desa yang terendam meliputi Tojabi, Rantelimbong, Patowonua dan Sulaho.

Kades Tojabi, Sukirman mengatakan, sebanyak 50 rumah di desanya diterpa banjir akibat sungai meluap. Luapan dipicu tersumbatnya aliran sungai akibat sampah pepohonan. Ketinggian air diperkirakan setara lutut orang dewasa.

“Dekker jalan Trans Sulawesi di Dusun IV perlu ditinggikan karena terlalu rendah dan selalu tersumbat saat arus deras. Saya harap pemprov cepat tangani sebelum kami kebanjiran lagi,” ujar, Rabu (29/3/2023)

Kondisi serupa dialami warga di Dusun IV Desa Sulaho. Sebanyak 20 unit rumah terdampak banjir disertai genangan lumpur pertambangan. Parahnya tinggi air mencapai pangkal paha orang dewasa.

“Situasi banjir berlangsung selama tiga jam. Memang tiap tahun warga di sini (Sulaho) jadi langgaran banjir lumpur,” tukasnya.

Sementara di Desa Patowonua tercatat sebanyak 11 rumah terendam dan tujuh diantaranya direndam air dengan ketinggian hingga lutut orang dewasa.

Desa dalam ibukota Lasusua ini kerap terendam dari limpasan air yang berasal dari Desa Watuliwu, Arah Kantor Pos Lasusua serta dari jalan Landumaka.

“Dari tiga arah dan semua tertampung di desa kami. Drainase tidak mampu menampung volume air dan meluap ke jalan-jalan hingga masuk ke rumah warga,” terang Kades Patowonua, Musliadi.

Di wilayahnya, terdapat banyak drainase perumahan penduduk tidak memiliki muara dan hanya menjadi tempat genangan air.

Beberapa titik sengaja ditimbun untuk lalu lalang kendaraan pengangkut material pembangunan rumah.

Adapun di Desa Rantlimbong terdapat tujuh rumah terendam dengan ketinggian air mencapai 30 cm. Penyebab banjir juga diakibatkan dari luapan arus sungai yang melintasi wilayah setempat.

Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kolut, Ramsya Ramli mengatakan, jembatan Latawaro juga terputus dan merupakan jalur alternatif lintas provinsi dan juga sebagai penghubung antara Latawaro- Desa Totallang.

“Tidak bisa dilewati lagi, miring dan tanggulnya sudah tidak terhubung digerus arus,” ujarnya.

Pihaknya telah menerjunkan anggotanya membantu membersihkan rumah warga yang terendam dan dibantu damkar Kolut serta dari pihak Bataliyon C Pelopor Brimob Polda Sultra, TNI dan jajaran Polres Kolut.

“Air sudah surut setelah kurang lebih empat jam merendam. Saat ini berlangsung aksi bersih-bersih,” ujarnya. (*)

Reporter : Andi Momang

Komen FB

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini