Pemkab Kolut Siapkan Mesin Pendongkrak Produktivitas Kakao

0
108
Mesin produksi olahan biji kakao milik Pemkab Kolaka Utara.

MCNEWSULTRA.ID, LasusuaPemerintah Daerah (Pemda) Kolaka Utara (Kolut), melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) terus berupaya melakukan terobosan baru untuk meningkatkan hasil produksi olahan kakao setengah jadi.

Salah satunya dengan mendatangkan mesin baru skala bisnis yang diproyeksi mampu memproduksi olahan kakao setengah jadi hingga 10 ton per hari.

Mesin raksasa tersebut kini berada di kawasan pengolahan kakao Kolaka Utara atau lebih dikenal dengan sebutan kakao center yang terletak di Balosi, Desa Ponggiha, Kecamatan Lasusua.

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kolaka Utara, Ismail Mustafa menuturkan, pihaknya mendatangkan mesin berkapasitas besar karena mesin pertama hanya mampu memproduksi olahan kakao skala kecil atau skala rumahan.

“Mesin dulu kapasitasnya hanya untuk produksi skala rumahan. Paling bisa mengelola 100 kilogram bahan baku kakao,” terangnya, Selasa (20/3/2023).

Mesin yang didatangkan langsung dari Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur seharga Rp 6 miliar lebih itu, katanya, mampu menghasilkan berbagai prodak olahan kakao setengah jadi yang dulunya tidak mampu dihasilkan mesin lama.

Salah satunya, olahan kakao dalam bentuk nips, coklat bubuk (Cacao Powder), bahkan mempu memproduksi lemak atau minyak kakao.

“Semua itu nantinya bisa diproduksi di kakao center tergantung permintaan pasar atau buyer termasuk biji kakao permentasi dan non permentasi,” jelasnya.

Untuk menghasilkan olahan kakao yang sesuai standar dan keinginan pembeli, Disbunnak Kolaka Utara menggandeng Konsultan merangkap teknisi dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar yang memahami betul alur ekspor kakao ke negara luar.

“Beda negara beda standar karena itu kami menggandeng Konsultan sekaligus teknisi dari UNHAS agar kualitas bagus dan pembeli dari negara luar tertarik untuk membeli,” bebernya.

Saat ini, lanjutnya, pihaknya tengah melakukan identifikasi mesin baru sambil menunggu tambahan daya listrik untuk pengoperasian mesin tersebut. Jika, daya sudah terpenuhi maka mesin dapat berproduksi.

“Mesin kapasitas besar ini membutuhkan daya di atas 100.000 waat, sementara sudah kita penuhi 70.000 watt. Sisanya 35.000 Watt akan dipenuhi secepatnya. Anggarannya sudah siap yakni Rp 100 juta,” ujarnya.

Sementara itu, Rusmadi, konsultan sekaligus teknisi dari UNHAS optimis dengan mesin baru ini pihaknya bakal mampu memenuhi permintaan pasar luar negeri.

“Tahun lalu Dinas Perkebunan dan Peternakan sudah ekspor perdana 1 ton. Itu diluar dari permintaan lokal, sebenarnya tahun lalu juga ada pembeli yang menginginkan kakao permentasi sebanyak 8 ton hanya tidak bisa dipenuhi,” ungkap dia.

Hal itu disebabkan, waktu yang diberikan pembeli cukup singkat. Kurang dari satu bulan, sementara waktu itu stok kakao permentasi di gudang kosong.

“Rugi juga sebenarnya. Sekarang buyer saya itu beralih ke Thailand,” imbuhnya.

Rusmadi berharap kehadiran mesin baru ini dapat menarik pembeli dari luar serta adanya jaminan modal dari pihak bank sehingga kita mampu memproduksi stok kakao baik permentasi maupun setengah jadi. (***)

Reporter : Andi Momang

Komen FB

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini