Pabrik Kakao Kolut Berdayakan Ratusan Tenaga Kerja Lokal

0
728
Pabrik kakao Kolaka Utara kini sudah siap beroperasi

MCNEWSULTRA.ID, Lasusua – Pemerintah Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) sudah menuntaskan pendirian Pabrik Kakao. Tahun ini pemerintah memastikan pabrik di kawasan Major Project tersebut sudah bisa beroperasi.

Sebagaimana diketahui, pembangunan pabrik itu bagian upaya pemerintah setempat mendorong ekonomi kerakyatan melalui pengembangan bibit kakao. Sifat pengembangan dari hulu ke hilir. Penanaman bibit kakao itu hulu dan proses pengolahan biji kako menjadi kemasan itu hilir.

Saat ini, pembangunan pabrik kakao di Dusun Balosi Desa Ponggiha, Kecamatan Lasusua telah dituntaskan di akhir tahun 2020 lalu. Menurut rencana sekitar bulan April – Juni sudah masuk proses produksi.

Kepala Dinas (Kadis) Perkebunan dan Peternakan Kolaka Utara, Ismail Mustafa mengungkapkan, setelah pembangunan selesai maka pemanfaatan ruang fermentasi, pengering hingga gedung pusat pembibitan advokasi dan litbang dapat direalisasikan.

“Januari – Maret tahap persiapan sumber daya manusia tenaga kerja dan pembelian biji kakao basah dari petani melalui koperasi. Kita butuh serapan sekitar 25 – 40 orang tenaga kerja (naker),” katanya.

Menurutnya, kebutuhan naker dalam jumlah banyak melihat gedung terbagi tiga kegiatan besar. Yaitu ada gedung untuk tempat tahap fermentasi, lalu gedung untuk pengolahan serbuk dan gedung lainnya berfungsi untuk pengemasan produk jadi.

“Jadi seluruh tenaga kerja sudah terlatih di bidang masing-masing. Itu di luar pengurus koperasi yang bertugas mengurus pembelian atau pengumpulan bahan baku mulai di tingkat desa hingga dibawa ke ibukota,” tuturnya.

Sedangkan pembelian bahan baku, kata Ismail, dikoordinir tenaga koperasi dibantu anggota sekira 500 orang. Mereka bertugas di tiga zona meliputi utara, tengah dan selatan.

Soal pemasaran, lanjutnya, masih menyasar pasar domestik, khususnya semua unit pemerintahan baik tingkat OPD hingga ke wilayah pemerintah desa.

“Saat ini kami menggagas Gerakan Minum Cokelat. Selain targetnya ingin menggalang semangat kampanye mencintai produk sendiri juga ingin membantu pemasaran produk petani. Kalau ini berhasil bisa meraup omset hingga Rp 1 miliar,” terangnya.

Sekedar diketahui, bangunan pabrik terbagi dua bangunan berukuran 18 x 22 Meter (M) dengan nilai proyek sebesar Rp 2,3 M. Sementara harga pengadaan mesinĀ  Rp 700 juta menggunakan APBN.

Per hari, pabrik tersebut diperkirakan mampu memproduksi 100 Kg biji kakao dalam bentuk kemasan coklat. (***)

Reporter : Andi Momang

 

 

Komen FB

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini