MTQ Korpri Nasional di Kendari, Perdana Kaligrafi Digital Diperlombakan

0
574
Dialog Nasional Pengembangan Seni Kaligrafi Al Quran yang berlangsung di Gedung LPMP Kendari, Rabu (17/11/2021).

MCNEWSULTRA.ID, Kendari – Pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) V Korpri di Kendari selain terbilang event terbesar sepanjang sejarah MTQ korpri nasional, maka catatan serupa khusus di cabang Khath Alquran baru pertama kali diperlombakan golongan kaligrafi digital.

Dr H Didin Sirojuddin”Pertama-tama saya harus menyampaikan rasa gembira saya karena dalam kesempatan MTQ Korpri ke V tingkat nasional, lomba kaligrafi digital sudah dapat dilaksanakan dengan hasil yang sungguh sangat luar biasa, bahkan cukup revolusioner,” ungkap Dr KH Didin Sirojuddin AR MAg.

Apresiasi itu diungkap Didin Sirojuddin saat tampil membawakan materi bertema Menatap Prospek Teknologi Kaligrafi Masa Depan saat gelar Dialog Nasional Pengembangan Seni Kaligrafi Al Quran yang berlangsung di Gedung LPMP Kendari, Rabu (17/11/2021).

Dosen UIN Syarif Hidayatullah itu mengatakan, gebrakan itu sejalan dengan tiga revolusi yang sering dikumandangkan saat ini yaitu revolusi mental, revolusi akhlak dan terakhir adalah revolusi kaligrafi.

“Tetapi yang dapat dilaksanakan dengan cara seksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnya yah cuma revolusi kaligrafi itu. Selama ini kita sudah lama bergelut dengan huruf hanya mengandalkan teknologi manual,” tuturnya.

Sejak lomba kaligrafi dicanangkan di MTQ Tahun 1981 di Aceh masih menggunakan kerap menggunakan peralatan dan bahan sederhana. Namun kian hari kini peralatannya makin moderen dan juga mahal.

“Jadi kalau saya sedang berkumpul dengan kawan para Hamalatul Quran, saya katakan kaligrafi itu membutuhkan biaya mahal, maka cat-cat mahal itulah yang menyebabkan orang menjadi juara, kala pakai cat murah pasti kalah,” terangnya.

Namun seiring perkembangan waktu, lanjut Pimpinan Ponpes Lembaga Kaligrafi Quran Sukabumi itu, penulisan kaligrafi sudah menggunakan mesin komputer. Perkembangan itu sendiri melahirkan dua pilihan apakah disambut atau dianggap menjadi ancaman.

“Kalau pakar kaligrafi di Mesir justru menganggap mesin komputer itu ancaman. Bila dulu tulisan alquran hasil tulisan tangan, justru sekarang karena mesin komputer,” tandasnya.

Sementara dalam dialog nasional tersebut, selain Didin Sirojuddin juga menampilkan narasumber Prof Dr KH Oman Fathurrahman MHum dengan materi Memicu Minat Ngaji Kaligrafi dan Filologi di Era Teknologi Digital. (***)

Reporter : Juhartawan

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini