MCNEWSULTRA.ID, Lasusua – Kisah-kisah polisi insipiratif kini menjadi sisi menarik lainnya dari tugas personil Bhayangkara. Mulai dari bangun masjid, pesantren hingga perpustakaan untuk warga merupakan wujud kepedulian sosial kepolisian.
Di Kecamatan Ranteangin, Kabupaten Kolaka Utara beda lagi ceritanya. Adalah Bripka Hardin Kamsi, petugas Bhabinkamtibmas Polsek Ranteangin yang justru mengekspresikan kepeduliannya terhadap kejadian bencana. Yaitu, mendirikan sebuah posko emergency bencana.
“Waktu bertugas di desa binaan, sering saya temukan ada pohon tumbang dan menghalangi pengguna kendaraan. Mau disingkirkan kami tidak punya alat. Makanya lewat posko kami sudah beli alat mesin pemotong kayu,” ungkapknya pada mcnewsultra.id, Selasa (8/6/2021).
Dia mengatakan. akhir-akhir tiga desa di wilayah binaan Polsek Ranteangin sering dilanda bencana seperti Dea Salurengko, Tinukari dan Rantebaru. Bencananya seperti banjir atau kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Kala terjadi bencana, bersama warga dia turut memberikan bantuan pada korban bencana, utamanya saat upaya mengevakuasi warga ke tempat aman. Tindakan itu nyaris berhadapan dengan risiko yang juga membahayakan nyawa sendiri.
“Waktu itu kan kita mau evakuasi orang tapi peralatan minim. Mau nekad yah sudah pasti kita yang terancam. Dari sisi saya memikirkan harus ada peralatan penunjang dalam menolong orang. Saya lalu beli bertahasp pakai sisipkan gaji sedikit,” katanya.
Sikap itu justru menggugah hati warga setempat untuk turut mendukung pula segala pengadaan fasilitas poska darurat bencana itu. Warga pun secara suka rela berswadaya menggunakan dana pribadi membeli peralatan untuk menangani bencana.
Inisiatif Bripka Hardin Kamsi mendapat apresiasi dari Kapolsek Ranteangin, Ipda Agustian Ranteparabang. Keberadaan posko darurat bencana itu minimal bisa mengambil peran dalam penanganan dampak bencana.
“Kami dukung karena niat anggota karena semua itu motivasinya untuk menyelematkan jiwa orang di wilayah binaannya,” ujarnya.
Sejauh ini, kata dia, Polsek Ranteangin juga terus membangun koordinasi antar lembaga dalam penanganan bencana.
Jadi ketika terjadi bencana upaya mengurangi dampak bencana bisa diminimalisasi karena sudah terbangun hubungan komunikasi yang baik. Contohnya, berkoordinasi dengan pos pemadam kebakaran. (***)
Reporter : Andi Momang