FPIK UHO Kendari Uji Coba Kompos dan Pupuk Organik Serasah Daun Lamun di Desa Tapulaga

0
331
Pose bersama Mahasiswa KKN Tematik UHO Kendari dengan tim pelaksana kegiatan penerapan teknologi pembuatan pupuk organik dari Serasah Daun Lamun di Desa Tapulaga, Kecamatan Soropia, Konawe

MCNEWSULTRA.ID, Unaaha – Pembinaan Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari kini dilibatkan pada berbagai kegiatan produktif.

Kegiatan ini memilih lokasi di Desa Tapulaga, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, berlangsung selama 30 hari terhitung 30 Juli-28 Agustus 2024.

Tim pelaksana kegiatan yaitu, Prof Dr Asriyana SPi MSi (Ketua) beranggotakan Prof Dr Ir Abdul Hamid MSi, Dr Ir Halili MSc, Dr Bahtiar SPi MSi, Dr Ermayanti Ishak SPi MSi dan Wa Jali SPi MSi.

Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UHO Kendari jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP) dan Agribisnis Perikanan (ABP) sebanyak15 orang.

Selain ada pelibatan nelayan Desa Bokori sebagai mitra pengabdian diketuai pak Bakring sebagai kepala karang taruna.

Ketua Tim Pelaksana Asriyana mengatakan, tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat terintegrasi KKN tematik yaitu, melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat yang sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi, serta melibatkan mahasiswa.

Kegiatan ini juga, lanjutnya, mendukung beberapa Indikator Kinerja Utama (IKU) dari perguruan tinggi yaitu, mahasiswa mendapat pengalaman dan IKU 3 mengenai dosen berkegiatan di luar kampus.

“Selain itu upaya mengembangkan model pemberdayaan masyarakat yang sesuai dengan kondisi masyarakat setempat dan lainnya,” terangnya, Sabtu (25/8/2024).

Tema kegiatannya adalah Pemberdayaan Rumah Tangga Nelayan Melalui Penerapan Teknologi Pembuatan Kompos dan Pupuk Organik Cair Dari Serasah Daun Lamun di Desa Tapulaga, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara.

Perairan Desa Tapulaga dalam pengamatan, kata dia, memiliki karakteristik unik dan beragam. Salah satunya memiliki ekosistem padang lamun.

“Padang lamun adalah salah satu ekosistem paling produktif di dunia, menyediakan tempat tinggal dan sumber makanan bagi berbagai spesies, termasuk ikan, moluska, kerang, udang, dan berbagai organisme laut lainnya,” jelasnya.

Padang lamun juga dinilai berperan penting dalam siklus nutrien di lingkungan laut, membantu dalam pemrosesan nutrien seperti nitrogen dan fosfor yang penting bagi keseimbangan ekosistem laut dan menyimpan karbon yang signifikan.

Suasana kegiatan penerapan teknologi pembuatan kompos dan pupuk organik dari Serasah Daun Lamun di Desa Tapulaga, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara.

“Selain menyediakan habitat bagi organisme laut, lamun utamanya daun lamun juga memberi beberapa manfaat semisal sebagai penangkap karbon di atmosfer,” ujar Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UHO Kendari itu.

Proses fotosintesis lamun mengubah karbondioksida menjadi karbohidrat, lalu disimpan dalam jaringan tumbuhan. Sukrosa lamun berasal dari proses fotosintesis.

Selain itu, daun lamun bermanfaat karena memiliki kandungan senyawa seperti nitrogen, fosfor dan kalium tinggi yang berguna bagi pertumbuhan tanaman.

“Kandungan serasah daun lamun bagi tanaman dan tingginya jumlah serasah daun lamun yang terjebak di sero nelayan menginisiasi kegiatan pengabdian terintegrasi dengan kuliah kerja nyata ini,” tandasnya.

Fokus kegiatan pada pengolahan serasah daun lamun menjadi kompos dan pupuk cair organik (POC). Aplikasinya akan diterapkan pada berbagai tanaman sayuran dan buah yang ditanam pada kebun percontohan.

Harapannya, lanjut Asriyana, dengan metode ini, keluarga nelayan dapat bercocok tanam di lahan pekarangan sendiri dengan memanfaatkan kompos dan POC tersebut. Aplikasi Kompos sebagai media tanam dan POC dapat merangsang pertumbuhan tanaman sayuran jauh lebih cepat sehingga dapat panen lebih awal.

“Melalui KKN Tematik ini, FPIK peduli pada keluarga nelayan agar mengkonsumsi sayuran sebagai bentuk diverfikasi pangan, guna pemenuhan dan perbaikan gizi yang seimbang serta upaya pencegahan stunting pada balita,” tukasnya.  (***)

Reporter : Jo

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini