
MCNEWSULTRA.ID, Kendari – Sulawesi Tenggara mencatatkan diri satu dari 10 provinsi di Indonesia yang memiliki pertumbuhan ekonomi positif yaitu sebesar 0,06 persen di kuartal I 2021.
Keberhasilan itu pun mendapat apresiasi Presiden Joko Widodo saat Rapat Koordinasi melalui konferensi video dengan seluruh kepala daerah di Indonesia, Senin (17/5/2021).
Gubernur Sultra Ali Mazi bersama jajaran Forkompinda dan Kepala OPD Lingkup Pemprov Sultra mengikuti kegiatan tersebut dari Ruang Merah Putih, Rumah Jabatan Gubernur Sultra.
Pecapaian itu tak mudah mengingat nyaris dua tahun Sultra ikut diguncang Pandemi Covid-19. Akibatnya, dalam kurun Tahun 2020, ekonomi daerah sempat mengalami kontraksi hingga minus dua persen.
Sembilan daerah lainnya dengan laju pertumbuhan ekonomi positif tahun 2021 adalah Provinsi Papua (14,28), Provinsi Maluku Utara (13,45), Provinsi Sulawesi Tengah (6,26).
Berikutnya, Provinsi DI Jogjakarta (6,14), Provinsi Sulawesi Utara (1,87), Provinsi Papua Barat (1,47), Provinsi Bangka Belitung (0,97), Provinsi Riau (0,41) dan Provinsi Nusa Tenggara Timur (0,12).
“Kita akan berupaya terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Situasi Pandemi Covid-19 jangan sampai jadi penghambat pertumbuhan ekonomi nasional, regional Sultra, khususnya pendapatan ekonomi masyarakat,” tegasnya.
“Kepatuhan pada Protokol Kesehatan adalah kunci untuk mengakhiri pandemi. Kita akan dorong agar perekonomian masyarakat bisa bergerak lagi sehingga berdampak pada pertumbuhan daerah maupun nasional,” imbuhnya.
Sementara itu Ketua DPRD Sultra, Abdurrahman Shaleh turut memberikan respon berbagai upaya pendekatan yang dilakukan pemerintah daerah guna mendukung pemulihan ekonomi nasional. Efeknya, angka kemiskinan dan jumlah pengangguran tahun ini relatif menurun.
“Pertumbuhan ekonomi kita lajunya positif, saya kira karena salah satunya kita terus fokus pada penguatan sektor konsumsi masyarakat. Soalnya indikator itu paling terasa down ketika musim Pandemi Covid-19,” terangnya.
Sementara itu dalam rakor virtual, Presiden Jokowi juga memberikan arahan kepada para kepala daerah mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 setelah libur lebaran 2021.
Dia memaparkan data tentang Bed Occupancy Ratio (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit. Secara nasional, terang Presiden, BOR saat ini di posisi yang baik, yaitu 29 persen.
“Ada tiga provinsi harus berhati-hati yakni : Sumut BOR-nya 58 persen, Kepri BOR-nya 53 persen, dan Riau BOR-nya 52 persen. Mesti dioptimalkan penerapan 3T (testing, tracing, dan treatment) yang merupakan indikator kapasitas respon,” ujarnya.
Karena, semakin banyak testing semakin baik. Hal yang ditekankan Presiden adalah tracing dengan kriteria kontak 15 menit dalam jarak 1 meter.
“Ini hati-hati. Kalau ada satu orang yang positif, harus dilacak betul, dia kontak dengan orang lain lebih dari 15 menit dan jarak minimal 1 meter. Harus dicek betul,” tegasnya pada seluruh kepala daerah. (***)
Reporter : Juhartawan