MCNEWSULTRA.ID, Jakarta – Gubernur Sultra Ali Mazi kembali menunjukkan sikap ngotot perjuangkan peningkatan status Aspal Buton (Asbuton). Keinginannya untuk memposisikan Asbuton sebagai primadona bahan baku proyek infrastruktur nasional belum pupus.
Gelar tiga kali rapat koordinasi dengan jajaran kementerian dalam tiga tahun berturut-turut, plus beberapa rapat teknis internal lingkup Pemprov Sultra, bahkan Gubernur Ali Mazi pun rela bertahan beberapa hari di Kabupaten Buton dan Kota Baubau guna mendampingi kunker Tim Kemenko Marves meninjau kesiapan industri Asbuton.
Meski pemerintah pusat sudah menegaskan butuh proses panjang dan kerja keras lebih maksimal utamanya dari pengembangan teknologi, tetapi Ali Mazi tetap ogah ‘buang handuk’ alias menyerah begitu saja.
Sebagaimana diketahui, mendorong pemanfaatan Asbuton dalam proyek infrastuktur jalan 1.000 kilometer bukan perkara mudah. Pertimbangan pertama produktivitas Asbuton ternyata baru sepertiga dari target nasional.
Hitungannya, syarat produksi nasional harus 1.995.300 ton pertahun, sedangkan Asbuton dengan dukungan 16 pabrik perusahaan ternyata cuma bisa menghasilkan 705, 300 ton pertahun.
Padahal dengan potensi deposit berkisar 694 juta ton diperkirakan bisa mencapai produksi 1,2 juta ton pertahun. Jadi masih perlu digenjot minimal hingga 33 persen lagi sehingga menutupi kebutuhan aspal nasional sekira 49,36 persen, itu saran Kemenko Marves beberapa waktu lalu.
Kedua, Asbuton terganjal kesan kualitas buruk. Setidaknya hasil riset Research and Technology Center (RTC) Pertamina menyebutkan Asbuton sulit langsung digunakan karena kandungan minyak mineral yang bisa menyebabkan kerusakan peralatan aplikasi. Solusinya mesti diolah lagi melalui proses ekstraksi.
Meski begitu, Gubernur Ali Mazi kembali memanfaatkan momen pertemuan dengan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan di Kantor Kemenko Marves RI, Gedung BPPT 1 Lantai 3, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (19/2/202).
Kunjungan gubernur turut didampingi Asisten I Setprov Sultra Basiran, Kepala Dinas Dikbud Sultra Asrun Lio, dan Kepala Dinas ESDM Sultra Andi Azis. Sementara jajaran Kemenko Marves dihadiri Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Safri Burhanuddin dan lainya.
Dikutip dari Juru Bicara Gubernur Sultra, dalam audiensi ini, Gubernur Ali Mazi melaporkan sejumlah hal, salah satunya adalah progres kesiapan sarana dan prasarana Proyek Nasional Pemanfaatan Asbuton. Penyampaian bentuk upaya keras menyakinkan pemerintah pusat agar Asbuton bisa dimanfaatkan secara bertahap.
Menko Marves memberi lampu hijau penggunaan Asbuton pada proyek pengaspalan 1.000 kilometer, Bahkan setelahnya juga digunakan pada pengaspalan jalan sepanjang 648,10 Km se-Sulawesi yang anggarannya berasal dari DAK Fisik Jalan T.A. 2021 senilai Rp.931 miliar.
“Proyek ini membutuhkan Asbuton sebesar 372.649 ton yang akan menyerap 52,8 persen target produksi Asbuton di tahun 2021. Saat ini, Asbuton menjadi ikon Nasional, bahkan Internasional,” tuturnya.
Luhut juga menegaskan, pemanfaatan optimal Asbuton sesungguhnya semangat untuk negara dan bangsa. Apalagi Presiden Joko Widodo telah di sekian banyak momentum untuk menjaga investasi, sebab investasi memberikan kontribusi baik untuk negeri.
Sembari menyampaikan ketetapan terkait Proyek Pengaspalan Jalan 1.000 Kilometer yang dikerjakan oleh Kementerian PUPR dengan anggaran Rp.5,25 triliun, Menko Marves Luhut Pandjaitan juga meminta data dan penjelasan kepada Gubernur Ali Mazi.
“Data dan penjelasan soal kesiapan sarana pendukung Proyek Pengembangan Jalan Hauling – Isabungka – Lawele sepanjang 26,2 Km yang menjadi jalan penghubung menuju Pelabuhan Kebutuhan Khusus Nambo, dengan kontrak senilai Rp 200 miliar,” ungkap Menko Marves Luhut Pandjaitan.
“Oleh Kementerian Perhubungan RI (Kemenhub RI), Pelabuhan Nambo dijadikan Pelabuhan Kebutuhan Khusus untuk pendistribusian Asbuton ke seluruh Indonesia,” imbuhnya.
Reporter : Juhartawan